Selama
kita memiliki kualitas maka kita tidak harus takut untuk hidup atau mendapatkan
rizky. Soal Rizky adalah soal Allah bukan soal kita yang harus perdebatkan
dengan hasil yang kita dapatkan
Teman
saya bertanya kepada saya tentang dirinya yang dipilih untuk pergi ke Jogja.
Pertanyaan selalu dia tanyakan kepada saya adalah kenapa harus saya. Sambil
berjalan dengannya. Dan sambil bercerita tentang apa yang pernah saya alami
beberapa tahu ketika diutus untuk mengikuti kegiatan di Jogja. Lalu
pertanyaannya hampir sama dengan dia. Kenapa
harus saya?. Padahal masih banyak orang yang ada di sini. Yang hebat juga
banyak. Saya juga diutus untuk mengikuti kegiatan di Kualalumpur sebagai
delegasi dari Indonesia. Dalam benak saya adalah, Kenapa harus saya?.
Semua
itu berawal dari kualitas kita. Apa yang sudah kita perbuat selama ini. Lantas
ada banyak orang yang memperhatikan kemampuan. Tampa tidak sengaja mereka
merekomendasikan diri kita untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan apa yang sudah kita lakukan. Jadi kenapa harus saya?. Jawabannya adalah
karena kitalah yang pantas untuk mengikut kegiatan tersebut dibandingkan orang
lain. Di satu sisi kualitas kita menjamin untuk membawa nama baik orang yang
merekomendasikan diri kita. Kita tidak mungkin menolak hal-hal yang terjadi.
Yang
paling penting dari semua adalah apa yang kita miliki adalah apa yang menjadi
kesempatan kita. Bukan kita harus bertanya lagi. Saya sedang membayangkan
pertanyaannya. Kalau ditanyakan kepada orang Syiah yang ada, mungkin saja sama.
Kenapa harus Muhammad yang menjadi Nabi
bukan Ali?. Mungkin kita akan murtad dan menjadi kafirf. Baginda Muhammad
menjadi Nabi karena Allah sudah menjelaskan sebelum Nabi Adam di ciptakan. Dan
setiap Nabi selalu mengatakan ada yang menjadi Nabi terakhir bagi umat manusia.
Menjadi
seorang yang dipilih salah mungkin saja berkaitan dengan apa yang Allah
kehendaki. Jadi seandainya kamu, saya, dan siapa yang dipilih bukan lagi kita
harus bertanya kenapa harus saya?. Ini sebenarnya aneh.
Posting Komentar